Saat ini
aplikasi instant messaging sudah
banyak masuk pasar indonesia. Seperti yang telah diketahui bisnis layanan ini
sudah mulai berkembang di Indonesia sejak beberapa tahun yang silam, sebelum
era smartphone merambah pasar
Indonesia di tahun 2008-2009. Berdasarkan pengamatan penulis, aplikasi instant messaging sebelum datangnya era smartphone di mulai dari
- - MiRC,
- - Yahoo messenger,
- - Mxit,
- - Bing,
lalu muncul blackberry messanger di era teknologi smartphone, sejak saat itu mulailah berdatangan aplikasi-aplikasi
baru seperti
- - Skype
- - facebook messanger,
- - Viber
- - Line
- - KakaoTalk
- - Hangouts
- - Teleghram
- - Bee Talk
- - Jongla
Di tengah banyaknya pilihan
aplikasi instant messaging di
Indonesia, kini muncul aplikasi terbaru yang berasal dari Finladia yaitu
jongla. Mengklaim punya fitur yang sangat berbeda dengan apllikasi lainnya,
Jongla telah resmi diperkenalkan di Indonesia pada tanggal 5 November 2014,
dengan melakukan kerja sama dengan XL Axiata. Di sini penulis akan mencoba
menganalisa tanggapan, antusiasme dan tingkat awareness masyarakat Indonesia mengenai jongla melalui media sosial
twitter.
Berdasarkan pengamatan di media
twitter dengan melihat timeline dari
tanggal 5 november 2014 di mana awal peluncuran resmi jongla sampai tanggal 26
november 2014 menggunakan keyword
“Jongla”, terdapat sekitar 150 tweet dari 150 akun twitter, yang dikelompokan
menjadi 3 kategori :
Personal akun : pengguna twitter yang sudah
menggunakan jongla dan memberitahukannya melalui twitter, atau bisa disebut
kelompok konsumen “innovator”, yang secara tidak langsung membantu
mempromosikan jongla kepada followersnya yang
diasumsikan sebagai teman.
o
Personal akun berjumlah 28 tweet dari 29 akun.
o
Isi tweet seluruhnya atau 100% berupa sharing pengguna karena telah mengunduh
jongla, dengan kalimat tweet yang formal.
Personal buzzer : pengguna perorangan twitter
yang membantu menyebarkan informasi mengenai jongla berupa artikel yang dikutip
dari berita di media, dan mengajak followersnya
untuk mengunduh jongla.
o
Personal buzzer berjumlah 42 tweet dari 42 akun.
o
Isi tweet :
§
mengungkapkan keunggulan jongla dibandingkan
aplikasi instant messaging lainnya. Persentase persentase tweet 21%
§
Review/berita
mengenai jongla :
·
Fitur-fitur yang tersedia di aplikasi jongla. Persentase
tweet 15%
·
Jongla menggaet XL sebagai bisnis di Indonesia
persentase tweet 63%
§
Mengajak followers
untuk mengunduh jongla. Persentase tweet 1%
Akun berita : pengguna twitter yang bersifat
media elektronik seperti majalah, yang selurunya
mengungkapkan berita mengena jongla :
o
Akun berita berjumlah 79 tweet dari 79 akun.
o
Isi tweet :
§
Jongla menggaet XL. Persentase tweet 90%
§
Target jongla di tahun 2015. Persentase tweet 3%
§
Keunggulan jongla. Persentase tweet 7%.
Trafik :
- Trafik tweet paling banyak terjadi di tanggal 5-10 november sekitar menyumbang 75% tweet dari 150 tweet mengenai jongla.
- Dari tanggal 11-20 terjadi penurunan tweet dan terus mengalami penurunan di tanggal 21-26 November. Di tanggal 18 dan 25 november 2014, tidak ada tweet mengenai jongla di Indonesia berdasarkan keyword “jongla”.
Berdasarkan data terlampir,
penulis mengambil kesimpulan :
- Belum ada tanggapan positif atau negatif sejauh ini mengenai Jongla, dari pengamatan terhadap 150 tweet.
- Ada respon yang cukup positif akan hadirnya jongla di Indonesia, hal itu terlihat dari jumlah personal buzzer yang secara tidak langsung “membantu” menyebarkan informasi mengenai jongla. Jika dirata-rata dari tanggal 5-26 november, ada sekitar 2 personal buzzer yang nge-“tweet” tentang jongla.
- Para kelompok inovator aplikasi jongla secara tidak langsung juga “membantu” jongla dengan mengajak teman yang menjadi followers para innovator untuk mengunduh jongla, dengan tweet yang bersifat sharing yang mereka lakukan.
- Dari jumlah tweet yang ada, tingkat awareness masyarakat Indonesia masih kecil, bisa dikategorikan masuk ke level unaware sampai brand recognition.
- Pihak jongla perlu mempromosikan lagi produk mereka dengan ruang lingkup yang lebih luas, seperti melakukan iklan di berbagai media, untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap jongla.
- Karena saat ini aplikasi instant messaging sudah sangat banyak, walaupun jongla memiliki fitur yang berbeda, jika ada asumsi dari masyarakat tentang teman yang di ajak “chatting” adalah teman yang “itu-itu juga”, memberikan fitur yang berbeda mungkin tidaklah cukup untuk jongla bersaing di pasar Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar