Kamis, 27 November 2014

Review : Jongla Instant messaging

Saat ini aplikasi instant messaging sudah banyak masuk pasar indonesia. Seperti yang telah diketahui bisnis layanan ini sudah mulai berkembang di Indonesia sejak beberapa tahun yang silam, sebelum era smartphone merambah pasar Indonesia di tahun 2008-2009. Berdasarkan pengamatan penulis, aplikasi instant messaging  sebelum datangnya era smartphone di mulai dari
  • -          MiRC,
  • -          Yahoo messenger, 
  • -          Mxit,
  • -          Bing,

lalu muncul blackberry messanger di era teknologi smartphone, sejak saat itu mulailah berdatangan aplikasi-aplikasi baru seperti
  • -          Skype
  • -          facebook messanger,
  • -          Whatsapp
  • -          Viber
  • -          Line
  • -          Wechat
  • -          KakaoTalk
  • -          Hangouts
  • -          Teleghram
  • -          Bee Talk
  • -          Jongla

Di tengah banyaknya pilihan aplikasi instant messaging di Indonesia, kini muncul aplikasi terbaru yang berasal dari Finladia yaitu jongla. Mengklaim punya fitur yang sangat berbeda dengan apllikasi lainnya, Jongla telah resmi diperkenalkan di Indonesia pada tanggal 5 November 2014, dengan melakukan kerja sama dengan XL Axiata. Di sini penulis akan mencoba menganalisa tanggapan, antusiasme dan tingkat awareness masyarakat Indonesia mengenai jongla melalui media sosial twitter.

Berdasarkan pengamatan di media twitter dengan melihat timeline dari tanggal 5 november 2014 di mana awal peluncuran resmi jongla sampai tanggal 26 november 2014 menggunakan keyword “Jongla”, terdapat sekitar 150 tweet dari 150 akun twitter, yang dikelompokan menjadi 3 kategori :

 Personal akun : pengguna twitter yang sudah menggunakan jongla dan memberitahukannya melalui twitter, atau bisa disebut kelompok konsumen “innovator”, yang secara tidak langsung membantu mempromosikan jongla kepada followersnya yang diasumsikan sebagai teman.
o   Personal akun berjumlah 28 tweet dari 29 akun.
o   Isi tweet seluruhnya atau 100% berupa sharing pengguna karena telah mengunduh jongla, dengan kalimat tweet yang formal.

 Personal buzzer : pengguna perorangan twitter yang membantu menyebarkan informasi mengenai jongla berupa artikel yang dikutip dari berita di media, dan mengajak followersnya untuk mengunduh jongla.
o   Personal buzzer berjumlah 42 tweet dari 42 akun.
o   Isi tweet :
§   mengungkapkan keunggulan jongla dibandingkan aplikasi instant messaging lainnya.  Persentase persentase tweet 21%
§  Review/berita  mengenai jongla :
·         Fitur-fitur yang tersedia di aplikasi jongla. Persentase tweet 15%
·         Jongla menggaet XL sebagai bisnis di Indonesia persentase tweet 63%
§  Mengajak followers untuk mengunduh jongla. Persentase tweet 1%

 Akun berita : pengguna twitter yang bersifat media elektronik seperti majalah, yang  selurunya mengungkapkan berita mengena jongla :
o   Akun berita berjumlah 79 tweet dari 79 akun.
o   Isi tweet :
§  Jongla menggaet XL. Persentase tweet 90%
§  Target jongla di tahun 2015. Persentase tweet 3%
§  Keunggulan jongla. Persentase tweet 7%.
Trafik :
  •  Trafik tweet paling banyak terjadi di tanggal 5-10 november sekitar menyumbang 75% tweet  dari 150 tweet mengenai jongla.
  •  Dari tanggal 11-20 terjadi penurunan tweet  dan terus mengalami penurunan di tanggal 21-26  November. Di tanggal 18 dan 25 november 2014, tidak ada tweet mengenai jongla di Indonesia berdasarkan keyword “jongla”.
Berdasarkan data terlampir, penulis mengambil kesimpulan :
  •  Belum ada tanggapan positif atau negatif sejauh ini mengenai Jongla, dari pengamatan terhadap 150 tweet.
  •  Ada respon yang cukup positif akan hadirnya jongla di Indonesia, hal itu terlihat dari jumlah personal buzzer yang secara tidak langsung “membantu” menyebarkan informasi mengenai jongla. Jika dirata-rata dari tanggal 5-26 november, ada sekitar 2 personal buzzer yang nge-“tweet” tentang jongla.
  • Para kelompok inovator aplikasi jongla secara tidak langsung juga “membantu” jongla dengan  mengajak teman yang menjadi followers para innovator untuk mengunduh jongla, dengan tweet yang bersifat sharing yang mereka lakukan.
  • Dari jumlah tweet yang ada, tingkat awareness masyarakat Indonesia masih kecil, bisa dikategorikan masuk ke level unaware sampai brand recognition.
  • Pihak jongla perlu mempromosikan lagi produk mereka dengan ruang lingkup yang lebih luas, seperti melakukan iklan di berbagai media, untuk meningkatkan awareness masyarakat terhadap jongla.
  •  Karena saat ini aplikasi instant messaging sudah sangat banyak, walaupun jongla memiliki fitur yang berbeda, jika ada asumsi dari masyarakat tentang teman yang di ajak “chatting” adalah teman yang “itu-itu juga”, memberikan fitur yang berbeda mungkin tidaklah cukup untuk jongla bersaing di pasar Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar